Sabtu, 04 Agustus 2012

Orang Yang Berbuat Baik Tapi Masuk Neraka

Sahabat...
Tidak cukup kita menjadi orang yang BAIK.
Karena tidak semua yang masuk NERAKA adalah orang yang TIDAK BAIK.
Ada juga, mereka adalah orang yang menganggap telah berbuat seBAIK-BAIKnya.
Tetapi sesungguhnya dia adalah orang yang PALING MERUGI perbuatannya.
Padahal mereka telah beramal SHOLEH yang banyak kepada orang lain.
Mereka itulah orang yang tidak mendapat HIKMAH dari Allah...
Menganggap telah berbuat seBAIK-BAIKnya.
Tetapi PALING MERUGI perbuatannya.
Kunci yang lain selain AMAL SHOLEH adalah BERIMAN,
Yaitu BEIMAN kepada AYAT-AYAT Allah dengan MENTAATINYA,
dan tidak MENYEKUTUKAN-Nya dengan sesuatupun.
Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan HIKMAH ini :
"Sesungguhnya jika engkau berbuat SYIRIK, niscaya HAPUSlah amalmu, dan benar-benar engkau termasuk orang yang RUGI". (QS. Az-Zumar: 65).
Katakanlah (Muhammad): "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
Mereka itu orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan mengingkari perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.
Katakanlah (Muhammad): "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).
Katakanlah (Muhammad): "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
(QS Al Kahfi : 103-110)
” Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan,
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya
maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”
(QS Al Ahzab : 36)
Bahkan menurut Allah subhanahu wa ta’ala...
Do’a mereka tidak akan sampai kepada Allah.
Catatan amal mereka akan tertahan.
Karena PINTU LANGIT telah TERTUTUP untuk mereka.
Dan mereka MUSTAHIL akan masuk SURGA.
Sebagaimana MUSTAHILnya UNTA masuk ke dalam LOBANG JARUM.
”Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami
dan menyombongkan diri terhadapnya,
sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit
dan tidak (pula) mereka masuk surga,
hingga unta masuk ke lobang jarum.
Demikianlah Kami memberi pembalasan
kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.”
(QS Al A’raf : 40)
Sahabat Hikmah...
Telah banyak AYAT Allah yang kita dapatkan...
Telah banyak SABDA Rasul yang kita pelajari...
Apakah kita telah MENGIMANI dengan MENGAMALKANNYA ?
Ataukah kita telah MENGINGKARI dengan MENCAMPAKKANNYA ?
Janganlah kita BERIMAN dengan AYAT yang satu...
Dan INGKAR dengan ayat yang lain.
Janganlah kita BERIMAN dengan AYAT tentang IMAN kepada Allah,
Tetapi INGKAR dengan AYAT tentang larangan SYIRIK kepada-Nya.
Janganlah kita BERIMAN dengan AYAT tentang SHOLAT,
Tetapi INGKAR dengan AYAT tentang ZAKAT.
Janganlah kita BERIMAN dengan AYAT tentang AKHLAQ,
Tetapi INGKAR dengan AYAT tentang JILBAB.
Janganlah kita BERIMAN dengan AYAT tentang HAJI,
Tetapi INGKAR dengan AYAT tentang JIHAD.
SEMUANYA datang dari Allah dan Rasul-Nya,
SEMUANYA kita harus MENERIMANYA.
Masuklah ke dalam ISLAM secara KAFFAH (KESELURUHAN),
Janganlah MENGIKUTI langkah-langkah SYAITHAN.
”Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah)
sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran,
maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(QS Al Baqarah : 208-209)
Atau mereka adalah orang yang beriman kepada Allah,
dan beriman kepada sebagian Rasul dan tetapi ingkar kepada Rasul yang lain.
beriman kepada sebagian ayat Allah dan ingkar kepada ayat yang lain.
Dan mereka hendak membedakan antara mereka.
”Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul-Nya,
dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya,
dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian
dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)",
serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah)
di antara yang demikian (iman atau kafir),
merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya.
Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu
siksaan yang menghinakan.”
(QS An Nisa:150-151)
Menurut sebagian besar mufassir seperti Ibnu Jarir al-Thabari, al-Qurthubi, Ibnu Katsir, Fakhruddin al-Razi, al-Syaukani, dll ayat ini turun berkenaan dengan kaum Yahudi dan Nasrani.
Kaum Yahudi meng-aku beriman kepada Nabi Musa dan Taurat,
namun mengingkari Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW.
Dan mereka telah menyekutukan Allah dengan 'Uzair.
Sedangkan kaum Nasrani mengaku beriman kepada Nabi Musa dan Nabi Isa,
namun mengingkari Nabi Muhammad SAW.
Dan mereka telah menyekutukan Allah dengan Nabi Isa (Yesus)
Berimanlah kepada Allah dan semua Rasul-Nya.
Karena kendati mengaku beriman kepada Allah SWT, tetapi beriman dengan sebagian rasul-Nya,
mereka semua dinyatakan ayat ini sebagai orang-orang yang kafir sebenar-benarnya.
Wallahu a’lam bi showab...

Indonesia Menjadi Negara Pertama di Asia tenggara yang Mengikuti Piala Dunia

 
Foto: Postingan ke-262 : Sejarah Indonesia Di Piala Dunia 1938 Prancis

waah kita kudu merasa bangga akan hal ini!!
berani baca harus like!
post by -= F-A =-

Indonesia, di bawah bendera kolonial Belanda, pernah ikut berpartisipasi dalam pertandingan sepakbola terakbar sejagat yaitu di Piala Dunia 1938 di Prancis. Meskipun Hindia-Belanda kini sudah merdeka dan berganti nama menjadi Indonesia, menurut aturan Badan Sepakbola Dunia (FIFA), Indonesia tetap menyandang rekor negara pendahulu, dalam hal ini Hindia-Belanda. Oleh sebab itu Indonesia tercatat oleh FIFA sebagai negara Asia pertama, dan sejauh ini satu-satunya negara Asia Tenggara yang pernah berpartisipasi dalam Piala Dunia.
Keputusan FIFA menyelenggarakan Piala Dunia 1938 di Prancis mendatangkan kemarahan negara-negara Amerika Selatan, karena mereka mengira FIFA akan terus menyelenggarakan Piala Dunia di kedua benua secara bergantian. Keputusan ini berujung pada pengunduran diri Argentina dan Uruguay, diikuti negara-negara lain. Alhasil peserta kualifikasi pun menjadi sedikit, dan bagi beberapa negara ini menjadi sebuah keberuntungan, karena mereka dengan mudah masuk Piala Dunia tanpa melawan siapa pun. Indonesia, dengan nama Nederlands-Indië (Hindia-Belanda) pun mengalami keberuntungan serupa. Mereka yang dijadwalkan bermain melawan Jepang di Grup 12 pun dapat melenggang bebas ke Prancis, karena Jepang mengundurkan diri.

Pengiriman kesebelasan Hindia Belanda bukannya tanpa hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau Organisasi Sepakbola Hindia-Belanda di Batavia bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia) yang telah berdiri 19 April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain mereka yang dikirimkan. NIVU dan PSSI kemudian membuat kesepakatan pada 5 Januari 1937, salah satu butirnya yakni dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan tim bentukan PSSI sebelum diberangkatkan ke Piala Dunia atau semacam seleksi tim. Namun, NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya.

Konon, NIVU melakukannya karena tak mau kehilangan muka, karena PSSI masa itu memiliki tim yang kuat, termasuk kipernya yaitu R. Maladi. Hal ini membuat Soeratin sangat marah dan PSSI lantas membatalkan secara sepihak perjanjian dengan NIVU saat Kongres PSSI di Solo pada 1938. Andai saja Tim PSSI yang berangkat, mungkin mereka akan bertanding mewakili Indonesia, dan bukan Hindia-Belanda. Namun apa boleh buat, kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.

Ditangani pelatih Johannes van Mastenbroek, pemain kesebelasan Hindia-Belanda adalah mereka yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda. Sulit untuk mengetahui secara pasti daftar susunan pemain Hindia-Belanda yang ikut bertanding, mengingat ketika itu Tim Hindia-Belanda hanya melakukan satu kali pertandingan dan juga minimnya pencatatan informasi pada masa itu, namun yang resmi tercatat oleh FIFA adalah sebagai berikut: Mo Heng Tan (penjaga gawang), Achmad Nawir (kapten), Hong Djien Tan, Frans Meeng, Tjaak Pattiwael, Hans Taihuttu, Suvarte Soedarmadji, Anwar Sutan, Henk Sommers, Frans Hukon, dan Jack Samuels, sedangkan di bangku cadangan adalah: J. Harting (penjaga gawang), Mo Heng Bing, Dorst, Teilherber, G. Faulhaber, R. Telwe, See Han Tan, dan G. Van den Burgh. Melihat dari nama-namanya, tentu kita patut berbangga, karena selain orang-orang Belanda, orang Jawa, Ambon, Tionghoa dan pribumi lainnya pun diikutserakan dalam skuad.

Mereka berangkat pada tanggal 18 Maret 1938 menggunakan Kapal MS Johan van Oldenbarnevelt dari Tandjong Priok, Batavia menuju Belanda. Tim Hindia-Belanda pun akhirnya tiba di Pelabuhan Rotterdam setelah terombang-ambing oleh badai petir selama 3 bulan. Untuk memulihkan kondisi fisik dan mental, mereka melakukan beberapa pertandingan ujicoba. Surat kabar Sin Po – yang uniknya selalu menyebut Tim NIVU dengan sebutan “Team Indonesia” – secara kontinyu melaporkan perjalanan NIVU ke Eropa. Sin Po edisi 26 Mei 1938 memberitakan van Bommel dari NIVU telah menghadap Menteri Urusan Tanah Jajahan yang akan menerima Tim Indonesia pada 31 Mei. Sin Po 27 Mei 1938 memberitakan hasil pertandingan Indonesia melawan HBS, skor 2-2. Edisi 28 Mei 1938, dilaporkan bahwa Mo Heng (kiper) cedera sehingga diragukan bisa tampil di Prancis, juga bahwa Tim Indonesia menyaksikan pertandingan Liga Belanda antara Heracles melawan Feyenoord. Sin Po 2 Juni 1938 mewartakan, Indonesia menang atas klub Haarlem dengan skor 5-3. Mereka bermain dengan formasi 2-2-6, sebuah strategi yang berorientasi menyerang. Strategi inilah yang telah mereka siapkan untuk melawan Hongaria, lawan pertama mereka, yang begitu dijagokan di Piala Dunia ini. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju Paris dengan kereta api diiringi oleh yel-yel dari sekelompok suporter, antara lain nyanyian “Kora kora, nee” yang mirip dengan nyanyian “Olé, olé, olé” yang populer sekarang ini.

5 Juni 1938, pukul 17.00 waktu setempat, tibalah saatnya pertandingan antara Hongaria dan Hindia-Belanda. Pertandingan berlangsung di Vélodrome Municipal di kota Reims, 129 km dari Paris, dihadiri oleh sekitar 9000 penonton dan wartawan dari 27 negara berbeda. Konon, sebelum kickoff, para pemain Hindia-Belanda lupa melakukan kegiatan ritual mereka, seperti Mo sang kiper yang lupa menepuk-nepuk kedua tiang gawang, dan si midfielder kidal “Boedie,” yang melupakan kebiasaannya membulat-bulatkan rumput lapangan dengan jarinya terus menerus sampai berair, dan menghirupnya.

Mereka pun bermain dengan formasi menyerang 2-2-6, namun tak bisa berbuat banyak. Baru 13 menit permainan berjalan, gawang Mo Heng sudah berhasil dibobol penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Disusul gol-gol lainnya di menit 15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4-0, namun dua gol lagi berhasil disarangkan pemain Hongaria ke gawang Hindia-Belanda yang menjadikan skor akhir 6-0. Sayangnya, ketika itu Piala Dunia menggunakan format knockout, dimana tim yang kalah otomatis tersingkir. Piala Dunia tahun 1938 merupakan Piala Dunia terakhir menggunakan format ini. Andaikan saja menggunakan format grup, pastinya lebih banyak pertandingan yang dimainkan oleh Tim Hindia-Belanda, dan lebih besar kemungkinan menjadi juara grup, atau setidaknya memenangkan satu match saja. Alhasil, perjuangan Tim Hindia-Belanda berakhir begitu saja setelah digilas 6-0 oleh Hongaria, tim tangguh yang akhirnya menjadi Juara 2 setelah kalah 4-2 oleh Italia. Meskipun demikian, surat kabar Prancis Le Figaro memuji semangat juang kesebelasan Hindia-Belanda, The Sunday Times memuji fairplay mereka, dan pada edisi 7 Juni 1938, Sin Po menampilkan headline nan heroik: “Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah.

Foto di atas diabadikan saat kedua tim, Hongaria dan Hindia-Belanda mendengarkan lagu kebangsaan mereka masing-masing. Tentunya saat itu bukan Indonesia Raya yang diperdengarkan, melainkan lagu kebangsaan Belanda yaitu “Het Wilhelmus.” Jika Anda perhatikan Mo Heng sang penjaga gawang, ia sedang menggendong sebuah boneka. Saya pertama kali mengira boneka itu nantinya diberikan kepada Tim Hongaria sebagai tukar-menukar suvenir, seperti pada pertandingan-pertandingan sepakbola yang kita saksikan di televisi selama ini, tetapi ternyata tidak. Di dalam buku “La grande histoire de la coupe du monde” dijelaskan bahwa boneka India yang digendong oleh Mo Heng nantinya akan digantung di jala gawang sebagai jimat. Namun apa daya, boneka itu digetarkan enam kali sepanjang pertandingan dan menjadikannya rekor satu-satunya keikutsertaan Indonesia di Piala Dunia.

Indonesia, di bawah bendera kolonial Belanda, pernah ikut berpartisipasi dalam pertandingan sepakbola terakbar sejagat yaitu di Piala Dunia 1938 di Prancis. Meskipun Hindia-Belanda kini sudah merdeka dan berganti nama menjadi Indonesia, menurut aturan Badan Sepakbola Dunia (FIFA), Indonesia tetap menyandang rekor negara pendahulu, dalam hal ini Hindia-Belanda. Oleh sebab itu Indonesia tercatat oleh FIFA sebagai negara Asia pertama, dan sejauh ini satu-satunya negara Asia Tenggara yang pernah berpartisipasi dalam Piala Dunia.
Keputusan FIFA menyelenggarakan Piala Dunia 1938 di Prancis mendatangkan kemarahan negara-negara Amerika Selatan, karena mereka mengira FIFA akan terus menyelenggarakan Piala Dunia di kedua benua secara bergantian. Keputusan ini berujung pada pengunduran diri Argentina dan Uruguay, diikuti negara-negara lain. Alhasil peserta kualifikasi pun menjadi sedikit, dan bagi beberapa negara ini menjadi sebuah keberuntungan, karena mereka dengan mudah masuk Piala Dunia tanpa melawan siapa pun. Indonesia, dengan nama Nederlands-Indië (Hindia-Belanda) pun mengalami keberuntungan serupa. Mereka yang dijadwalkan bermain melawan Jepang di Grup 12 pun dapat melenggang bebas ke Prancis, karena Jepang mengundurkan diri.

Pengiriman kesebelasan Hindia Belanda bukannya tanpa hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau Organisasi Sepakbola Hindia-Belanda di Batavia bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia) yang telah berdiri 19 April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain mereka yang dikirimkan. NIVU dan PSSI kemudian membuat kesepakatan pada 5 Januari 1937, salah satu butirnya yakni dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan tim bentukan PSSI sebelum diberangkatkan ke Piala Dunia atau semacam seleksi tim. Namun, NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya.

Konon, NIVU melakukannya karena tak mau kehilangan muka, karena PSSI masa itu memiliki tim yang kuat, termasuk kipernya yaitu R. Maladi. Hal ini membuat Soeratin sangat marah dan PSSI lantas membatalkan secara sepihak perjanjian dengan NIVU saat Kongres PSSI di Solo pada 1938. Andai saja Tim PSSI yang berangkat, mungkin mereka akan bertanding mewakili Indonesia, dan bukan Hindia-Belanda. Namun apa boleh buat, kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.

Ditangani pelatih Johannes van Mastenbroek, pemain kesebelasan Hindia-Belanda adalah mereka yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda. Sulit untuk mengetahui secara pasti daftar susunan pemain Hindia-Belanda yang ikut bertanding, mengingat ketika itu Tim Hindia-Belanda hanya melakukan satu kali pertandingan dan juga minimnya pencatatan informasi pada masa itu, namun yang resmi tercatat oleh FIFA adalah sebagai berikut: Mo Heng Tan (penjaga gawang), Achmad Nawir (kapten), Hong Djien Tan, Frans Meeng, Tjaak Pattiwael, Hans Taihuttu, Suvarte Soedarmadji, Anwar Sutan, Henk Sommers, Frans Hukon, dan Jack Samuels, sedangkan di bangku cadangan adalah: J. Harting (penjaga gawang), Mo Heng Bing, Dorst, Teilherber, G. Faulhaber, R. Telwe, See Han Tan, dan G. Van den Burgh. Melihat dari nama-namanya, tentu kita patut berbangga, karena selain orang-orang Belanda, orang Jawa, Ambon, Tionghoa dan pribumi lainnya pun diikutserakan dalam skuad.

Mereka berangkat pada tanggal 18 Maret 1938 menggunakan Kapal MS Johan van Oldenbarnevelt dari Tandjong Priok, Batavia menuju Belanda. Tim Hindia-Belanda pun akhirnya tiba di Pelabuhan Rotterdam setelah terombang-ambing oleh badai petir selama 3 bulan. Untuk memulihkan kondisi fisik dan mental, mereka melakukan beberapa pertandingan ujicoba. Surat kabar Sin Po – yang uniknya selalu menyebut Tim NIVU dengan sebutan “Team Indonesia” – secara kontinyu melaporkan perjalanan NIVU ke Eropa. Sin Po edisi 26 Mei 1938 memberitakan van Bommel dari NIVU telah menghadap Menteri Urusan Tanah Jajahan yang akan menerima Tim Indonesia pada 31 Mei. Sin Po 27 Mei 1938 memberitakan hasil pertandingan Indonesia melawan HBS, skor 2-2. Edisi 28 Mei 1938, dilaporkan bahwa Mo Heng (kiper) cedera sehingga diragukan bisa tampil di Prancis, juga bahwa Tim Indonesia menyaksikan pertandingan Liga Belanda antara Heracles melawan Feyenoord. Sin Po 2 Juni 1938 mewartakan, Indonesia menang atas klub Haarlem dengan skor 5-3. Mereka bermain dengan formasi 2-2-6, sebuah strategi yang berorientasi menyerang. Strategi inilah yang telah mereka siapkan untuk melawan Hongaria, lawan pertama mereka, yang begitu dijagokan di Piala Dunia ini. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju Paris dengan kereta api diiringi oleh yel-yel dari sekelompok suporter, antara lain nyanyian “Kora kora, nee” yang mirip dengan nyanyian “Olé, olé, olé” yang populer sekarang ini.

5 Juni 1938, pukul 17.00 waktu setempat, tibalah saatnya pertandingan antara Hongaria dan Hindia-Belanda. Pertandingan berlangsung di Vélodrome Municipal di kota Reims, 129 km dari Paris, dihadiri oleh sekitar 9000 penonton dan wartawan dari 27 negara berbeda. Konon, sebelum kickoff, para pemain Hindia-Belanda lupa melakukan kegiatan ritual mereka, seperti Mo sang kiper yang lupa menepuk-nepuk kedua tiang gawang, dan si midfielder kidal “Boedie,” yang melupakan kebiasaannya membulat-bulatkan rumput lapangan dengan jarinya terus menerus sampai berair, dan menghirupnya.

Mereka pun bermain dengan formasi menyerang 2-2-6, namun tak bisa berbuat banyak. Baru 13 menit permainan berjalan, gawang Mo Heng sudah berhasil dibobol penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Disusul gol-gol lainnya di menit 15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4-0, namun dua gol lagi berhasil disarangkan pemain Hongaria ke gawang Hindia-Belanda yang menjadikan skor akhir 6-0. Sayangnya, ketika itu Piala Dunia menggunakan format knockout, dimana tim yang kalah otomatis tersingkir. Piala Dunia tahun 1938 merupakan Piala Dunia terakhir menggunakan format ini. Andaikan saja menggunakan format grup, pastinya lebih banyak pertandingan yang dimainkan oleh Tim Hindia-Belanda, dan lebih besar kemungkinan menjadi juara grup, atau setidaknya memenangkan satu match saja. Alhasil, perjuangan Tim Hindia-Belanda berakhir begitu saja setelah digilas 6-0 oleh Hongaria, tim tangguh yang akhirnya menjadi Juara 2 setelah kalah 4-2 oleh Italia. Meskipun demikian, surat kabar Prancis Le Figaro memuji semangat juang kesebelasan Hindia-Belanda, The Sunday Times memuji fairplay mereka, dan pada edisi 7 Juni 1938, Sin Po menampilkan headline nan heroik: “Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah.

Foto di atas diabadikan saat kedua tim, Hongaria dan Hindia-Belanda mendengarkan lagu kebangsaan mereka masing-masing. Tentunya saat itu bukan Indonesia Raya yang diperdengarkan, melainkan lagu kebangsaan Belanda yaitu “Het Wilhelmus.” Jika Anda perhatikan Mo Heng sang penjaga gawang, ia sedang menggendong sebuah boneka. Saya pertama kali mengira boneka itu nantinya diberikan kepada Tim Hongaria sebagai tukar-menukar suvenir, seperti pada pertandingan-pertandingan sepakbola yang kita saksikan di televisi selama ini, tetapi ternyata tidak. Di dalam buku “La grande histoire de la coupe du monde” dijelaskan bahwa boneka India yang digendong oleh Mo Heng nantinya akan digantung di jala gawang sebagai jimat. Namun apa daya, boneka itu digetarkan enam kali sepanjang pertandingan dan menjadikannya rekor satu-satunya keikutsertaan Indonesia di Piala Dunia.

Rabu, 01 Agustus 2012

Nasib Andhika eks Kangen Band


Perjalanan Andhika di panggung musik Indonesia seperti drama. Dari kesuksesan yang kontroversial Kangen Band, terjerat kasus narkoba, dan akhirnya dipecat dari band itu.

Berawal dari 'band lokal' di Lampung, Kangen Band menjelma menjadi salah satu band yang punya basis fans terbanyak di Indonesia. Lagu-lagu hits mereka seperti 'DOY', 'Yolanda' dan 'Pujaan Hati' pun menarik perhatian penikmat musik Indonesia.

Namun seperti ungkapan semakin tinggi pohon, semakin kencang angin menggoyangnya, para personel Kangen Band mulai digoyang oleh popularitas. Paling terlihat adalah vokalisnya pada saat itu, Andhika.

Godaan mulai terlihat saat Andhika berusaha meceraikan istrinya kala itu, yang bernama Bunga pada 2009 lalu. Perceraiannya dengan Bunga pun diiringi kabar perselingkuhan.

Tak sampai di situ, Andhika juga diputus bersalah atas kasus pemukulan terhadap temannya sendiri Rahmat Fauzi. Untuk itu, ia mendapat hukuman percobaan selama 8 bulan pada Desember 2011.

Belum genap setahun kasus pemukulan, Andhika kembali berurusan dengan polisi atas kasus kepemilikan ganja pada Januari 2012. Atas kasus itu Andhika pun harus menjalani rehabilitasi.

Selesai dengan kasus hukum, Andhika kembali bikin heboh. Ia dipecat dari Kangen Band karena dinilai menyalahi kontrak karena membuat perjanjian dengan label lain di luar label yang menaungi Kangen Band.

Seiring dengan itu, merebaklah kisah cintanya dengan seorang wanita bernama Anggie April Lestari. Anggie mengaku sudah menikah dengan Andhika karena hamil duluan pada November 2011. Namun, setelah pernikahan, Andhika menelantarkannya.

Selain itu, Andhika juga dituduh punya perempuan lain dan sering memukul Anggie. Hingga Anggie pun akhirnya memutuskan untuk bercerai dengan Andhika.

25 Stadion Terbesar di Dunia




Berikut ini adalah daftar stadion sepak bola, yang urutannya sesuai dengan kapasitasnya, yaitu jumlah maksimal penonton yang dapat diakomodasi.

Hanya mencantumkan stadion yang digunakan untuk pertandingan sepak bola, dengan kapasitas 80.000 tempat duduk atau lebih, yang merupakan syarat sebuah stadion untuk menggelar turnamen final Piala Dunia FIFA


1
Hari Buruh Rungrado
150.000
Pyongyang
Korea Utara
Tim nasional


2
Stadion Salt Lake
120.000
Kolkata
India
East Bengal Club, Mohammedan SC, Mohun Bagan AC, tim nasional


3
Stadion Azteca
105.000
Mexico City
Meksiko
América, tim nasional


4
Melbourne Cricket Ground
100.000
Melbourne
Australia
Tim nasional


5
Stadion Azadi
100.000
Tehran
Iran
Tim nasional, Esteghlal FC, Persepolis


6
Stadion Nasional Bukit Jalil
100.000
Kuala Lumpur
Malaysia
Tim nasional


7
Camp Nou
98.772
Barcelona
Spanyol
FC Barcelona


8
Maracanã
96.000
Rio de Janeiro
Brasil
CR Flamengo, Fluminense FC


9
Stadion Nasional Beijing
91.000
Beijing
Republik Rakyat Cina
Final turnamen sepak bola pria Olimpiade Beijing 2008


10
Stadion Wembley
90.000
London
Inggris
Tim nasional, Final Piala FA


11
Stadion Peringatan Isidro Romero Carbo
89.930
Guayaquil
Ekuador
Barcelona Sporting Club


12
Stadion Utama Gelora Bung Karno
88.306
Jakarta
Indonesia
Tim nasional, Persija Jakarta


13
Stadion 5 Juli 1962
84.000
Aljir
Aljazair
MC Aljazair


14
Stadion ANZ
83.500
Sydney
Australia
Tim nasional


15
Olimpiyskiy
83.450
Kiev
Ukraina
Tim nasional, Dynamo Kiev, Arsenal Kiev


16
Stadion Giuseppe Meazza (San Siro)
82.955
Milan
Italia
A.C. Milan, F.C. Inter


17
Croke Park
82.300
Dublin
Irlandia
Tim nasional


18
Stadion Olimpiade Roma
82.300
Roma
Italia
A.S. Roma, S.S. Lazio


19
Stadion Olimpiade Atatürk
81.283
Istanbul
Turki
İstanbul Büyükşehir Belediyespor, Galatasaray SK, Tim nasional


20
Signal Iduna Park
81.264
Dortmund
Jerman
Borussia Dortmund


21
Stadion Shah Alam
80.372
Shah Alam
Malaysia
Selangor FA


22
Stadion Santiago Bernabéu
80.354
Madrid
Spanyol
Real Madrid


23
Stadion Giants (The Meadowlands)
80.242
East Rutherford
Amerika
Serikat
New York Giants, New York Jets, Red Bull New York


24
Stadion Monumental "U"
80.093
Lima
Peru
Universitario de Deportes


25
Stadion Olimpiade Guangdong
80.012
Guangzhou
Republik Rakyat Cina
Turnamen sepak bola Olimpiade 2008






dolanan

Ayo melu

  © http://chluat.blogspot.com/ The Transformers by chluat maja singa 2012