Jumat, 08 Juni 2012

Hana Fauzyyah Hanifin, Peraih Nilai Rata-Rata Tertinggi di SMPN 1 Purbalingga


PURBALINGGA – Tidak percaya, itulah yang dirasakan Hana Fauzyyah Hanifin, siswi kelas IX SMPN 1 Purbalingga saat diumumkan dia memperoleh rata-rata nilai akhir tertinggi di sekolahnya. Dengan demikian dia berada di posisi teratas dari 238 siswa kelas IX.
“Saya tidak menyangka bisa memperoleh rata-rata nilai akhir paling tinggi, sebab pelajaran saya sebelumnya sempat ketinggalan dibandingkan teman-teman, karena mengikuti kejuaraan di luar sekolah,” kata Hana sambil membetulkan letak kacamatanya.
Sebenarnya jumlah nilai UN dia sama dengan temannya, Vivi Nur Romadhiyanti, yaitu 39,20. Namun, unggul dalam jumlah nilai sekolah. Jadi jumlah nilai akhir menjadi tidak sama. Hana 38,90, sedangkan Vivi 37,90, dan rata-rata nilai akhir Hana 9,7, sedangkan Vivi 9,5.
Pada awal Desember 2011, dia meraih medali perunggu dalam Olimpiade Sains internasional (International junior Sciense Olimpiade-IJSO) di Afrika Selatan.

IJSO Diikuti 39 Negara

Olimpiade itu diikuti 200-an peserta dari 39 negara, sehingga pelajarannya tidak bisa maksimal seperti teman lain. Namun, bukan Hana kalau hanya menyerah dengan keadaan. Selepas IJSO, dia belajar keras mengejar ketertinggalan. Semua buku pelajaran maupun buku pendukung lain dia lahap. Hal itu tidak terlalu susah, karena dia hobi membaca buku.
Menjelang UN, anak yang bapaknya sudah meninggal itu mendapat pengawalan dan pengawasan ekstra dari ibunya, Siti Baroroh.
Agar prestasinya memuaskan, si ibu mengundang seorang guru untuk mengajar Bahasa Indonesia secara privat di rumahnya di Desa Losari, Kecamatan Rembang.
Mengapa Bahasa Indonesia saja yang les? “Karena Bahasa Indonesia pelajaran paling susah bagi saya. Jawabannya semuanya mirip banget. Kalau kata guru les mencari jawaban paling tepat dengan hati nurani,” ujar Hana yang mendapat nilai 10 dalam UN Bahasa Indonesia itu.
Nilai sempurna untuk mata pelajaran (mapel) itu juga sebuah kejutan. Pasalnya, dia hanya dua kali diajar les oleh guru yang datang ke rumah. Sementara untuk mapel lain dia belajar sendiri dengan membaca dan cara berlatih mengerjakan soal.
Selain belajar tekun, keberhasilan ini tak lepas dari doa. “Saya minta doa kepada ibu dan seluruh keluarga, termasuk adik dan keponakan yang masih kecil. Ini berkat doa seluruh keluarga. Saya juga minta doa anak-anak panti asuhan,” ujarnya.
Hana mengaku, ibunya sering bangun malam untuk mendoakan dia. “Saya terima kasih yang spesial untuk ibu yang walau hatinya sering saya buat susah, tetapi tetap sabar. Terima kasih pula untuk Bu Guru Yohana dan wali kelas yang selalu mendukung saya,” katanya.
Setelah lulus dia meneruskan ke SMA Semesta Bilingual Boarding School di Semarang. Di sekolah internasional itu dia mendapat banyak fasilitas. “Kalau ke SMA lain saya kurang cocok,” ujar dia yang bercita-cita menjadi dokter dan dosen tersebut.

Tidak ada komentar:

dolanan

Ayo melu

  © http://chluat.blogspot.com/ The Transformers by chluat maja singa 2012